"JANGAN BIARKAN MATERI TAK ADA ARTI SETELAH NYAWA PERGI DARI JASAD DIRI"
"KESELAMATAN DIRI LEBIH PENTING DARIPADA HARTA DUNIAWI"
Rajah jenis ini sebenarnya sangat banyak saya jumpai namun hanya 2 ini saja yg membuat saya tertarik, selain karena hasil halal ijazah langsung juga karena sudah membuktikan sendiri ketajriban daya kebalnya maupun pada murid guru pemberi ijazah yg lainya, jadi tdk diragukan lagi keampuhanya. adapun kalau masih mempan juga kemungkinan dari faktor bahan untuk menulisnya yg kurang bagus atau juga karena badan pengamal yg kurang bersih (akibat kebanyakan maksiat ). karena dg yg pertama saja n dg tinta biasa saja sudah mampu bisa dibuktikan kekebalanya oleh orang yg bukan ahli maksiat.
Namun sekarang zamanya sudah berbeda bahkan guru saya sendiri pun selalu melarang untuk di demonstrasikan ketajriban kekebalanya karena satu dan lain hal. yg pasti rajah ini jika dibuat dg benar maka daya pelindungnya sangat baik sekali dan sudah terbukti dari zaman ke zaman, pengarang kitab sendiri pun bahkan sampai bersumpah demi Allah akan ketajriban rajah ini.
kebetulan saya menemukan 2 keterangan yg berbeda dari 2 rajah ini, 1 untuk kekebalan (keterangan di kitabnya agar dicoba ke kambing / binatang yg akan di sembelih, maka tdk akan mempan, dan dalam kitab lain ada seorang yg dihukum mati tp tdk bisa dieksekusi karena sama juga senjatanya tdk mempan ) 2.untuk menghilang dg cara tes langsung di sinar matahari. jika bayangan hilang berarti sudah bisa menghilang ( yg ke 2 ini tdk saya ijazahkan ).
Di
riwayatkan bahwa Abu
Muhammad Abdulloh bin Yahya Bin Abi Haystim Al-Mas'aby, Beliau merupakan salah
satu Imam yg Sholih dari negri Yaman yang juga salah satu sahabat dekatnya Imam
Syafi'i R.A pada suatu hari beliau melihat satu ekor Kambing Qibasy yang sedang
di kelilingi oleh 3 ekor Serigala yang anehnya ke 3 Serigala tsb tidak berani
untuk mendekatinya apalagi menggigit, setelah sekian lama akhirnya Syeikh Abu
Muhammad mengusir serigala2 tsb, Kemudian beliau mendekati Kambing tsb ternyata
di lehernya tergantung kertas yang terdapat tulisan Ayat2 Hifidz di bawah ini.
Kemudian Syeikh menulis Ayat2 Hifidz tersebut pada selembar kertas
karena tabarrukan lalu beliau bawa serta Tulisan tsb, Pada suatu ketika Syeikh
Abu Muhammad di hadang oleh para perampok yang memukulkan pedang2 nya ke tubuh
dan leher Syeikh Abu Muhammad, tetapi pedang2 para perampok tersebut tidak bisa
membuat cacad bajunya apalagi melukai Tubuhnya Syeikh Abu Muhammad berkat
Wasilah Ayat Hifidz yang beliau bawa.
rajah diatas saya temukan dari 1 kitab yg berbeda halaman, 1 untuk kebal 1 lagi untuk menghilang dg cara berbeda pula dan kunci yg berbeda.
rajah tersebut saya ambil dari 3 kitab yg berbeda, yg kesemuanya menceritakan ketajribanya, tapi yg saya ambil dari kitab aufaq karena hasil ijazah dg banyak sanad baik rajah maupun berupa keilmuan.
Namun dalam pembuatanya saya selalu menggabungkan ke 2 materi rajah tersebut, tujuanya adalah tdk lain hanya untuk agar pemiliknya di selamatkan oleh Allah wasilah membawa ayat penjagaan tersebut.tdk lebih! ( harap di fahami dan dimengerti ya, hanya untuk cari selamat, kebal juga buat apa kalau tdk selamat, selamat dari bahaya maupun dr masalah )
jadi bukan untuk dicoba2 apalagi untuk sombong petantang petenteng, toh akhirnya mati juga.
untuk saat ini saya hanya menyediakan dalam bentuk rajah dg bahan tinta biasa ( misik, zakfaron dan air mawar asli, yg sudah diritual tp dg kwalitas biasa ) dg mahar sosial. 375rb saja.bisa dikirim lewat wesel prima.sertakan no wa yg bisa dihubungi.
namun jika ada yg menginginkan dg kwalitas bagus saya persilahkan dg :
-mahar.1jt
-kwalitas super.2,5jt
-super duper 5jt
-dg pengisian aktif ( bs dtes sndr, sayat,iris,bacok ) 55 jt
ke 4 mahar tsbt sudah sy lengkapi dg
rajah rejeki
harap maklum kl dibilang mahal krn bahan2 hikmah berkwalitas itu ga da yg murah loh. kl mau yg murah ya tulis ja sendiri dg tinta pulpen / spidol / lebih praktis lg di fc.
"memakai azimat terutama yg dari ayat qura'an hakikatnya adalah tabarrukan alias berharap ada kebaikan yg bisa kita dapatkan, tdk perduli ditulis biasa ataupun dibuat dg cara khusus, maka dalam tabarrukan kita tdk boleh berharap lebih pd azimat tersebut apalagi sampai mendewakanya, na'udzu billah min dzalik"