Kamis, 02 Maret 2023

MAHAR VS NIKAH

1.Amalan / asma / ajian / ilmu hikmah adalah anak dr seorang pengamalnya

2.Mujiz adalah orang tua / pengasuh dr amalan yg diamalkan

3.Murid adalah org yg menginginkan amalan dr org tua / mujiz

4.Mahar adalah penghargaan untuk sesuatu yg tdk bisa dinilai dg harga / penilaian terhadap sesuatu yg tdk bisa dihargai dg nilai.

No 1 dan 2 amalan ibarat seorang anak yg harus dijaga dan dirawat bener2 krn dia merupakan amanat, jangan diumbar sembarangan apalagi disebar2 secara fulgar dan brutal, ada tatacara dan aturan mainya. Terutama sekali anak perempuan yg privasinya tdk ingin diketahui halayak, mk sangat tdk pantas disebar luaskan secara sembarangan, krn khodam / ghaib punya punya aturan tdk tertulis yt tdk ingin pekerjaan / aktifitasnya diketahui org lain, apabila ada yg tahu maka batal lah khasiatnya, itu sebabnya kenapa banyak amalan yg tdk manjur / berfungsi, krn semakin diketahui mk khasiatnya akan semakin luntur, semakin disebar mk yg tinggal hanyalah tulisan / bacaan semata { lihat saja berapa banyak kitab primbon dan mujarrobat, yg tinggal hanyalah tulisan saja, isinya zonk }. Sama halnya dg santet, kl anda mengetahui siapa pengirimnya, mk hilanglah kekuatanya / sihirnya. Begitu jg dg amalan yg tdk disebar luaskan mk kekuatanya utuh, semakin rahasia dan tdk banyak org tahu mk semakin super power, itu sebabnya pula ketika suatu amalan yg bacaanya tdk banyak org tahu mk semakin full lah energinya. Itu sebabnya pula kenapa amalan harus melalui ijazah sah dan menuruti apa kemauan mujiz, krn untuk melamar anaknya haruslah menuruti kemauan ortunya. Sementara banyak mujiz aspal yg suka menyebarluaskan amalan, hal tsb sama saja dg ortu yg menjajakan anaknya diobral secara gratis, mk hilanglah kehormatan dan harga dirinya, setuju / tdk sir dan karomah yg terkandung didalam suatu amalan akan hilang, hal ini tdk ada bedanya dg ijazah otodidak melalui buku dipasaran kemudian berganti dg ijazah melalui blog, berganti wajah dg ijazah melalui youtub tp pd intinya sama, anda qobiltu pd sesuatu benda bkn pd yg hidup yg didalamnya ada yg hidup sebagai ortu amalan yg anda amalkan, ingat! Tdk ada org sakti yg tdk mempunyai guru langsung, itulah sebabnya pd kasus penyembuhan ghaib, banyak sy temukan pasien yg sudah diobati oleh para praktisi, ada yg 10 bahkan lebih, padahal sakitnya hanya krn kesambet / ketempelan, jd ternyata saktinya pun cuma di medsos / konten youtub. Sejak pandemi orang berlomba2 jd youtuber semua, tdk ketinggalan jg pengijazahan2 yg td nya dibuku2 dan medsos lainya bertaburan di youtub dg berbagai judul yg fantastis, mulai dr yg biasa sampai yg katanya bs “mendapat 1M hingga ber em em jk anda hafal doa ini” padahal yg dipost biasa aja dan ga da buktinya, mungkin kl bahasa anak sekarang namanya “judul lucknut / ga da akhlak”. Kl amalan ibarat anak, mk itu berarti banyak yg menjajakan anaknya secara bebas dan banyak pemburu ilmu pula yg melacurkan diri dg dalih berbagai alasan, banyak yg lebih menyukai melacurkan diri daripada yg sah.

Jika anda sebagai no 3 mencintai / menginginkan no 1 maka lamarlah dia ke orang tuanya yt no 2 dg membawa mahar yt no 4, mk penuhilah permintaan yg diminta oleh no 2 sebagai org tua, jk tdk bs memenuhi mk sebaiknya mundur teratur, krn kesungguhan dan cintamu terhadap no 1 ternyata palsu, semu belaka, hanya nafsunya saja yg besar kemampuanya tdk ada atau bisa jd hanya krn ingin mengoleksi semata tanpa mau hidup bersama {mengamalkan serius}.

Orang yg sudah menikah, mk dia menjalani hidup bersama2 { amalan diamalkan secara kontinyu }, pahit { riyadoh dan capeknya wiridan } manis { hasil / buahnya / karomah / fungsinya wiridan } nya dijalani sendiri bersama2 { rahasia pribadi yg tdk boleh ada org lain tahu }. Heran kl kemudian ada yg bertanya tentang keluarganya kpd org lain, bukankah dia sendiri yg menjalani?kenapa menanyakan khasiat / fungsi kepada org lain. Kan sendirinya yg ngamalin?

Ibarat pernikahan, agar bisa bahagia dan istiqomah mk hendaknya setia pada satu istri saja, bukan berarti mendua men tiga tdk boleh ya, krn kl lebih dr satu kebanyakan tdk bisa adil tdk bisa istiqomah, begitupun dg amalan, kl ingin keluar karomah dan kahsiat yg beragam mk sebaiknya anda istiqomah mengamalkan satu saja amalan { yg asli, valid, sah berisi dan berkaromah }, bukan berarti mengamalkan beberapa amalan tdk boleh, namun kebanyakan amalan malah menjadikan tdk bisa istiqomah dan sulit keluarnya karomah krn tdk fokus, terlebih lg bagi yg senang bergonta ganti amalan, ibarat bergonta ganti pasangan jelas tdk akan menemukan apa yg diharapkan.

bersambung.....